Navigasi
berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata navis yang artinya
perahu atau kapal dan agake yang artinya mengarahkan, secara harafiah
artinya mengarahkan sebuah kapal dalam pelayaran. Dari waktu ke waktu seiring
dengan perkembangan jaman kata ‘navigasi’ tidak lagi hanya digunakan dalam
dunia maritime tetapi sering juga digunakan di daratan dan udara. Navigasi
adalah cara menentukan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya
maupun pada peta.
Sistem
navigasi yang saat ini digunakan di Bandar Udara Sultan Babullah Ternate
sebagai berikut :
1.
DME
2.
DVOR
3.
NDB
1. NDB (Non Directional
Beacon)
adalah
Fasilitas Navigasi jenis ini yang terpasang dalam stasiun NDB di darat,
memancarkan informasi dalam bentuk sinyal radio kesegala arah (Non Directional
Beacon). Sinyal ini akan diterima oleh pesawat terbang yang dilengkapi dengan
loop antenna sehingga penerbang dapat menentukan posisinya (azimuth) menuju
stasiun tersebut. Pemancar ini biasanya beroperasi pada frekuensi 200 sampai
415 KHz dan secara terus menerus memancarkan frekuensi pembawa dengan modulasi
1020 Hz, untuk identifikasi ( tanda pengenal stasiun tersebut). Identifikasi
ini dipancarkan berupa suatu kelompok kode morse yang terdiri dari 2-3 huruf
dan dikirimkan dengan kecepatan rata-rata 7 kata per menit.
Fungsi dan Kegunaan NDB
NDB
mempunyai beberapa macam fungsi kegunaan, yaitu :
1.
Homing
Stasiun NDB diletakkan pada daerah bandara sehingga dengan
memanfaatkannya, pesawat terbang akan dapat dikendalikan menuju bandara
tersebut. Jadi sifatnya adalah untuk menunjukkan pada pesawat ke arah mana
bandara tersebut berada.
2.
En-route
Disini NDB tidak dipasang pada daerah bandara yang dituju,
melainkan pada suatu tempat/check point tertentu sepanjang jalur penerbangan
(airways). Misalnya, pesawat akan akan terbang dari suatu banddara A menuju
bandara B, tetapi oleh jarak A dan B melampaui jarak jangkau NDB sehingga ada
daearah kosong, maka perlu dipasang NDB satu lagi diantara A dan B sehingga
tidak terdapat lagi daerah kosong. Dengan demikian NDB C inilah yang akan
digunakan sebagai Enroute untuk membantu pesawat dari A menuju B.
3.
Holding
Setelah pesawat berada di atas bandara dan menunggu saat
mendarat, penerbang harus menunggu petunjuk lebih lanjut dari Pengatur Lalu
Lintas Udara/ATC, apak ia diperkenankan segera mendarat atau tidak. Seandainya
lalu lintas penerbangan ramai, sehingga perlu menunggu giliran, maka biasanya
ATC mengharuskan pesawat untuk berputar-putar pada daerah holding. Dalam
prosedur ini ditentukan suatu titik “fix” pada daerah holding dan ini berupa
NDB (atau dapat pula suatu stasiun navigasi VOR).
4.
Locator
Locator merupakan NDB Low Power yang ditempatkan
diperpanjangan garis tengah landasan guna membantu menunjukkan kepada penerbang
pada saat pendekatan/approach letak garis tengah landasan yang diperlukan untuk
pendaratan.
2. DVOR (Doppler VHF (Very High
Frequency) Omnidirectional Range)
adalah alat bantu navigasi yang dimiliki oleh
bandara guna menunjang segala aktifitas penerbangan. Alat navigasi ini
memberikan informasi arah mata angin buatan (azimuth) kepada pesawat, sehingga
ketika pesawat berada di udara seorang pilot dapat memperoleh informasi arah
mata angin buatan (azimuth). DVOR
merupakan alat bantu navigasi jarak sedang, yang bekerja menggunakan frekuensi
radio sangat tinggi (VHF / Very High Frequency), fasilitas DVOR memungkinkan
pesawat menuju tujuan dengan memanfaatkan stasiun DVOR di darat tanpa
tergantung dari keadaan cuaca (yaitu dengan menggunakan bantuan instrument atau
dengan bantuan autopilot). Berlainan dengan NDB, peralatan DVOR yang ada di
pesawat terbang menunjukkan setiap deviasi dalam derajat dari jalur penerbangan
yang dipilih, tidak tergantung dari heading pesawat. Penerbang dapat
memanfaatkan stasiun DVOR di darat pada saat tinggal landas dengan memilih
jalur penerbangan DVOR dan selanjutnya terbang menuju stasiun DVOR lain.
Dengan
stasiun DVOR yang diletakkan sedemikian rupa, DVOR dapat digunakan untuk
menuntun pesawat menuju bandara. Posisi pesawat terbang tiap saat dapat
ditentukan oleh penerbang dengan bantuan DVOR dan DME.
Manfaat DVOR bagi penerbang
Perlengkapan
penermia DVOR di pesawat terbang mempunyai 3 macam fungsi/indikator, yaitu :
1.
Untuk menentukan azimuth,
yaitu sudut searah jarum jam antara arah utara dari stasiun VOR dengan garis
yang menghubungkan stasiun tersebut dengan pesawat terbang.
2.
Untuk menunjukkan deviasi
kepada pilot, ya;itu apakah pesawat berada di kiri, di kanan atau tepat pada
jalur penerbangan yang benar/dipilih.
3.
Menunjukkan apakah arah
pesawat terbang menuju atau meninggalkan stasiun DVOR.
Fungsi dan Kegunaan DVOR
Seperti
halnya NDB, maka DVOR pun dapat dipergunakan dalam beberapa fungsi :
1.
Homing
2.
Enroute
3.
Holding
4.
Locator
3. DME (Distance Measuring Equipment)
Fasilitas
DME biasanya dipasang melengkapi VOR untuk memberikan informasi kepada penerbang
tentang jarak pesawat terhadap DME.
Prinsip
kerja DME dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Sepasang pulsa dengan
panjang pulsa tertentu, dipancarkan dari pesawat terbang (disebut Interrogator)
diterima oleh receiver DME di tanah.
2.
Stasiun DME (disebut
Transponder) secara otomatis kemudian memancarkan kemabali sepasang pulsa
sebagai jawaban ke pesawat terbang tersebut tetapi pada frejuensi yang berbeda.
3.
Waktu yang diperlukan antara
perjalanan bolak-balik ini kemudian diukur di receiver DME pesawat terbang,
selanjutnya diolah menjadi bentuk jarak (Nautical Miles) dari pesawat terbang
ke stasiun di darat.
4.
DME bekerja pada
bidang Ultra High Frequency (UHF) antara 962 MHz dan 1213 MHz, sehingga pancarannyapun
tidak tergantung dari keadaan cauca/static-free
Fungsi DME
DME
biasanya di pasang pada stasiun VOR untuk melengkapinya (komplementer) sehingga
posisi pesawat terbang secara teliti dapat terus menerus diketahui para
penerbang.
(VOR
memberikan informasi dalam derajat sedangkan DME memberikan informasi jarak
dalam NM, sesuai koordinat polar dalam penenttuan posisi pesawat terbang).
DME juga dapat dipergunakan pada fasilitas navigasi udara ILS (Instrument
landing System) guna memberikan informasi jarak secara terus menerus/tak
terputus kepada penerbang pada saat pendekatan/pendaratan